MAKALAH
POLUSI
DAN PENANGANAN
LIMBAH
XI-TKJ
(TEKNIK KOMPUTER &
JARINGAN)
KEMLAGI - MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang MASALAH POLUSI (PENCEMARAN) dan PENGELOLAAN LIMBAH yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini memuat tentang “MASALAH POLUSI DAN PENGELOLAAN LIMBAH” yang sangat
berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Mojokerto, 30 januari 2014
(Ahmad Syarifuddin)
(Andri bagus setiawan)
(Candra wahyu purnomo)
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
BAB II PEMBAHASAN
1. Polusi Udara
2. Polusi Air
3. Polusi tanah
4. Polusi Suara
5. Pengelolaan Limbah Cair
6. pengelolaan Limbah Padat
7.Pengelolaan
Limbah Gas
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia
merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam
lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang
memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar.
Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya
sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang
dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya
hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa
teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan
tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia
mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan
oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran
ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan
manusia. Pencemaran akibat alam antara lain
letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan
manusia.
Pencemaran
akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada
mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada
yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh
keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat
aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi
manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin
banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara
maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan
populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam
jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan
akibat antara lain:
1.
Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil
dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah
tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida,
obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat
selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan
tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah.
Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah
sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti
sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya
serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.
Limbah berupakan benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang tidak diperlukan
dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi
bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan
ekosistem Alam. Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak
seimbangan ekosistem tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan
limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta pengendalian dampak yang
ditimbulkannya.
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah
( Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung
serta penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu
keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah limbah
yang terbuang ke alam.
$3B
Makalah ini akan membahas tentang macam-macam polusi
dan pengelolahan limbah dengan tata cara yang baik dan benar. Diharapkan dengan
dilaksanakan pembelajaran ini dapat dikembangkan manajemen polusidan limbah,
khususnya polusi udara, air, tanah, dan suara serta limbah Padat, Cair, Gas, serta
berbahaya dan beracun (B3
BAB II
PEMBAHASAN
1. POLUSI UDARA
Polusi
atau pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti. Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat
bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global.
a) Penyebab Polusi
(pencemaran) Udara
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara
dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemaran primer dan pencemaran sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari
pencemar udara primer karena ia merupakan hasil
dari pembakaran.
Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi pencemaran-pencemaran primer di atmosfer.
a.
Kegiatan manusia
- Transportasi
- (co2)
karbon dioksida berasal dari pabrik mesin-mesin yang menggunakan
bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang,
dan pembakaran kayu.
- Co (karbon monoksida)
Proses pembakaran di mesin yang
tidak sempurna, akan menghasilkan gas Co. Jika mesin
mobil di hidupkan di dalam garasi tetutup, orang yang ada di garasi dapat
meninggal akibat menghirup gas Co. Menghidupkan Ac ketika tidur di dalam mobil
dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas Co dari knalpot dapat masuk
ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan kematian.
- CFC (khloro Fluoro Karbon)
Gas CFc
digunakan sebagai gas pengembang Karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak
terasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan busa (busa
kursi), untuk AC (Freon), pendingin lemari es, dan hairspray. CFC akn menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
- SO dan SO2
Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oeh pembakaran fosil (minyak,
batubara).
Gas
tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang
menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam.
Hujan
asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian
merosot, besi dan logam berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi
cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
- Asap rokok
Asap rokok bisa menyebabkan batuk krons, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
b. Sumber alami
- Gunung berapi
- Rawa-rawa
- Kebakaran hutan
c. Jenis-jenis pencemar
- Karbon monoksida
- Oksida nitrogen
- Oksida sulfur
- Hidrokarbon
- Ozon
- Volatile Organic Compounds
- Partikulat
b) Dampak Pencemaran
Udara
1. Dampak
kesehatan
Substansi
pencemaran yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam
tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat
tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar
ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya.
2. Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di
atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan
air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan
asam ini antara lain:
- Mempengaruhi kualitas air
permukaan
- Merusak tanaman seperti
menguningnya daun atau kerdilnya tanaman.
- Melarutkan logam-logam berat
yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
- Bersifat korosif sehingga merusak
material dan bangunan
3. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan troposfer yang
menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam
lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.
`4. Pemanasan Global
Dampak dari pemanasan global adalah:
- Pencairan es di kutub
- Perubahan iklim regional dan
global
- Perubahan siklus hidup flora
dan fauna
4.
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi
yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak
terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit
serta penyakit pada tanaman.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan.
Penanggulangan pencemaran udara
tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi
sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat
perhatian utama.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi,
tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota
besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan
karenanya.
1.
menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi
yang ada saat ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan
terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada
sistem transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.
2. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih
dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
3. Pembatasan usia kendaraan, terutama
bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi.
Sebab semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
4. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah
kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan
lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan
dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
5. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau
gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang
polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
6. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum
maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan
yang lain.
7. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir
jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2. POLUSI (PENCEMARAN) AIR
Polusi
(Pencemaran) air adalah suatu perubahan keadaan
di suatu tempat penampungan air.seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia.
Danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Persoalan
polusi air.
Jutaan
orang bergantung pada Sungai Gangga yang
tercemar. Pencemaran air
merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan
sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber
air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi
air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan
tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet,
dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga
tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air
minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air
merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih
berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling
baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari sungai, 47% dari danau, dan
32% dari teluk dan muara diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika
terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti
air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam
kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.
Fenomena alam seperti gunung berapi,
algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air.
a) Penyebab Pencemaran
Air
Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga. Ada
beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu :
bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan
oksigen untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah
pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif dan panas. Pencemaran air juga dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yaitu:
- Meningkatnya kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi.
- Sampah organik seperti air
comberan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang
menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
- Industri membuang berbagai
macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak,
nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama
yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
- Seperti limbah pabrik yg
mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
- pencemaran air oleh sampah
b) Dampak Pencemaran Air
Bibit-bibit penyakit berbagai zat
yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk
pengurainya. Jika O2 kurang , pengurainya tidak
sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat
menyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan
masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar
muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan
yang berbahaya masuk kelaut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang
belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang
mungkin mengandung zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut
dapat pula tecemar oleh minyak yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik,
melalui sungai atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak
dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh, efek keracunan
hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang
sebuah industri plastik keteluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan
dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Akibat yang ditimbulkan oleh polusi
air:
1.
Terganggunya kehidupan organisme air
karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
(eurotrofikasi)
3. Pendangkalan dasar perairan.
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan
ekologi.
5. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat.
6. Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain
membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan
makhluk berguna terutama predator.
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung.
8. Mutasi sel, kanker, dan leukeumia.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan
Pengenceran dan penguraian polutan
air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung
bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan
tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan
pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap
bersih misalnya:
1.
Menempatkan daerah industri atau
pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari
lingkungan atau ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan
zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti
lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan intensifikasi pertanian.
Banyak orang mengatakan
” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada
banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan untuk
mencegah banjir genangan :
1.
Dalam merencanakan jalan-jalan lingkungan
baik itu program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih
material jalan yang menyerap air.
misalnya, penggunaan bahan dari paving blok (blok-blok adukan beton
yang disusun dengan rongga-rongga resapan air disela-selanya.
Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah penataan saluran/drainase lingkungan pembuatannyapun harus bersamaan
dengan pembuatan jalan tersebut.
2. Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat
ruang-ruang terbuka, buatlah sumur-sumur resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresap kedalam
tanah. Dengan membuat sumur resapan air hujan tersebut, sebenarnya
kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
1.
Persediaan air bersih dalam tanah
disekitar rumah kita cukup baik dan banyak.
2. Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun
lahan-lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah.
3. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah
selokan-selokan rumah/talang-talang rumah, air dapat dialirkan kesumur-sumur
resapan. Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan air
limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur
resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus
untuk buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan tersendiri
4. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50
cm satu-satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang
permukaan air banjir
5. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah
kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang hanya teknisnya
sering kurang terencana secara mendetail.
3.
POLUSI (PENCEMARAN) TANAH
Tanah
merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan
bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di
laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.
Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga
kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini.
Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia
buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah
dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Tanah Tercemar. Tanah indonesia terkenal dengan
kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat.
Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk
mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain
lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang
diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini
menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi.
Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya.
Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk
dimanfaatkan. Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri
tanah tercemar adalah :
1.
Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
Tanah
tidak tercemar. Tanah
yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai
tanah. Ia tidak
mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak
tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan
umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa
mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah:
1.
Tanahnya subur
2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung logam berat
6. Tidak mengandung sampah anorganik
a) Penyebab
Pencemaran Tanah
Sumber pencemar tanah, karena
pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan
mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber
pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber
pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon,
oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut
dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam
sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Permukaan tanah yang mengandung
bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah
industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan
pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi
sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah
rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah
industri. Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah
domestik, limbah industri, dan limbah pertanian ;
1.
Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan
lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1.
a. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik,
kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh
hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan
oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak
ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
1.
b. Limbah
cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh
mikro-organisme di dalam tanah.
2.
Limbah industri
Limbah Industri berasal dari
sisa-sisa produksi industri.
Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan
boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam
seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat
yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah
akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang
memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3.
Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa
sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk
urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak
dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan
penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan
mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
b) Dampak Dari
Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai
macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua
populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena
dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena
dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat
menyebabkan ganguan pada saraf otot.
Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia
yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian..
2. Dampak Pada Lingkungan Atau
Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama
perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran
tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan
perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa
spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar
terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Dampak
pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian.
Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
c) Upaya yang Harus
Dilakukan.
Limbah domestic, yang sangat banyak
penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara memisahkan
antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah,
dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi
membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan
bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan
tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat
dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan
sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme.
Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah
menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan
dinding. Limbah industri, cara
penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang
kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara
mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan
hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos. Adapun
penanganan untuk pembersihan tanah, yaitu:
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Tindakan pencegahan dan tindakan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut:
Langkah
pencegahan. Pada
umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar,
antara lain:
1.
Sampah organik yang dapat
membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak
dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik
secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari
pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
3. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
4. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam
berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke
sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara
sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa
organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
4. DEFINISI POLUSI / PENCEMARAN SUARA
Polusi atau
pencemaran Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal
yang merambat melalui medium. Medium atau zat
perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi
dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau
udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai
sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan
osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar
bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas
frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz
sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva
responsnya.
Jadi,
pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi
atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi
yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel(dB).
A. Penyebab Pencemaran Suara
Zat atau bahan yang
dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Sifat polutan adalah:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam
pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan
faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada
era modern seperti sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan
mesin yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi
dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada
perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang
peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita
juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang
menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil,
kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar,
kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran,
atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan
kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah
1. Orang ribut / silat lidah = 80 dB
2. Suara kereta api / krl = 95 dB
3. Mesin motor 5 pk = 104 dB
4. Suara petir = 120 dB
5. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB.
B. Dampak Pencemaran Suara
Tingkat pencemaran didasarkan pada
kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut
WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai
berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca
indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan
sakit yang kronis.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian
besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan.
Menurut penelitian, musik
berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi.
Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan
peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif
terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung,
peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat
penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah,
aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat
kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan sebagian dari efek suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan
adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan
tinggi, seperti suara pesawat yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat
ramai, tekanan darah meningkat hingga 30%. Pengaruh
negatif bertambah dengan adanya kenyataan tekanan darah meningkat dalam tingkat
yang tinggi, bahkan saat paparan suara bising berakhir.
Mungkin Anda
memilih untuk tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk
kebisingan lalu litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang
mungkin kita pertimbangkan secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman menemukan, bahwa tinggal di daerah yang
bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan mengakibatkan serangan jantung
sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang yang tinggal di daerah tenang.
Studi
tersebut menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh
kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat
berpengaruh pada anak-anak dalam belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap
pelajaran di sekolah. Pengaruh yang sama juga
telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat bandara, dekat
rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk
mendengar dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai
kwalitas yang menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan
di sekolah.
Lebih
jauh lagi, polusi suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan
orang dewasa. Sebuah studi mengamati respon seorang
pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput yang
meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan bukunya,
tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin
pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang, beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi
bantuan pada wanita ini.
Dari
uraian diatas, dampak pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan
gangguan–gangguan kecil yang tidak begitu dirasakan oleh makhluk yang
tercemari. Pencemaran suara yang bersifat terus-menerus dengan tingkat
kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat mengakibatkan efek atau dampak yang
merugikan kesehatan manusia dan juga menimbulkan kerugian secara materi karena
dengan kesehatan yang terganggu maka produktivitas kerja akan
menurun.
C. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara
Dari uaraian diatas tentang begitu
berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan pada manusia,
kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang
Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron,
Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan
memakai bahan-bahan peredam.
Bahan
tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang
intensitas bisingnya mau dikurangi. Sayangnya, kendali
bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada frekuensi
rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan
lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan
kadang-kadang membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya
pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara
yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki.
Bambang menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali
bising aktif (active noise control/ANC) adalah interferensi destruktif antara
bising dan suatu sinyal suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang fasanya berlawanan dengan
bising yang mau diredam.
Meskipun sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada
prakteknya. Penyebabnya karena karakteristik sumber
bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap waktu, frekuensi,
amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara
bising tidak stasioner.
Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang
dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya
mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka
Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam
bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain
:
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri
berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan
komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut:
(30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan
khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik.
Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam
upayanya mengurangi polusi suara
Kebijakan yang sudah diambil
oleh pemerintah dalam menanggulangi polusi suara dan polusi udara adalah
mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1 yaitu dalam satu mobil minimal harus
diisi dengan 3 orang, agar keributan yang terjadi akibat kemacetan, asap dan
desing suara mesin tidak terlalu memadati jalan raya. Selain
itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi penjualan kendaraan
bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu terjadinya kebisingan di
jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap
individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun
kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara
harus lebih digalakkan. Misalnya dengan tidak terlalu banyak
memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam
berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras.
Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi
kelelahan otak dalam mendengar.
Dari pabrik atau lembaga–lembaga penemuan teknologi baru,
seharusnya memikirkan juga tentang efek samping terhadap mesin yang menimbulkan
suara gaduh. Pihak produsen seharusnya memasang
peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.
5. PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR
Metode
dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat
beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.
Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan,
berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan
tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1. Pengolahan
Primer (Primary Treatment)
Tahap
pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika.
a. Penyaringan
(Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan
disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan.
Metode penyaringan merupakan cara yang efisien
dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.
b. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua,
limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber
dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran
limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air
limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
c. Pengendapan
Setelah
melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan
dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode
pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer
limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan
agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain
untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal
juga metode pengapungan (Floation).
d. Pengapungan
(Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan
berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang
dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120
mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa
partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian
dapat disingkirkan.
Bila
limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui
proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan).
Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau
senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan
ke proses pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan
Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap
pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat
tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated
sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
a. Metode
Trickling Filter
Pada
metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik
melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan
batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair
kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media
tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai
ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu
wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam
tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah.
Endapan yang terbentuk akan mengalami proses
pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan
atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b. Metode
Activated Sludge
Pada
metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam
tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara
aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja
bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke
tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang
mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode
trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke
lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
c. Metode Treatment
ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan
merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini,
limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh
dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan
oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode
ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam,
limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam,
air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih
lanjut.
3. Pengolahan
Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer
dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya
bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair
/ air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui
proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut,
seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan
tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh
metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir,
saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada
fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan
proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4. Desinfeksi
(Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh
atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu,
atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh
mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Daya racun zat
b. Waktu kontak
yang diperlukan
c. Efektivitas zat
d. Kadar dosis yang
digunakan
e. Tidak boleh
bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
f. Tahan
terhadap air
g. Biayanya murah
Contoh
mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
Proses
desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.
5. Pengolahan
Lumpur (Slude Treatment)
Setiap
tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu
diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob
digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut
atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated).
6. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat
dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu
metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary
landfill. Pada metode penimbunan terbuka, .
Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang
dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan
menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan
yang tercampur dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta
air.
2. Sanitary
Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam
lubang yang dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah
perembesan limbah ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya
dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan
pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari
proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik.
3. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan
suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu,
proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. Pembuatan
kompos padat dan cair
Metode
ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun kering, kotoran
hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos
adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah
organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang
berbentuk padat dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan
menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan
kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif
microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat
meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.
5. Daur Ulang
Daur
ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur
ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk /
material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian
ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
a. Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan
dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu.
Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan
semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan
bangunan baru semacam bata.
b. Baterai
Banyaknya
variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki
perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya,
baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara
lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Baterai
mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur
ulang.
c. Barang Elektronik
Barang
elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaur
ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang
dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu
kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses
daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
d. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling
banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena
mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet.
Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan
kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam
tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang
merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun
pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas
logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan
tidak terbatas.
e. Bahan
Lainnya
1) Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu
dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga
dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada
Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur
ulang.
2) Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas
yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur
ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan
mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
3) Plastik
dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang
logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia
ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode
mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah
untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang
berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya.
Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang
diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS
untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga
mempermudah proses daur ulang.
7.
PENGELOLAAN LIMBAH GAS
Pengolah
limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu
yang dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara
sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang
terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan
dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh limbah gas dan materi
partikulat yang terbawah bersamanya.
1. Mengontrol
Emisi Gas Buang
·
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur
oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet
scrubber).
Mekanisme
kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada
pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat,
karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
·
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas
karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat
dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik
(catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
Selain
cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang
jugadapat dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan
sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang
merupakan polutan.
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara
Pembuangan
a. Filter Udara
Filter
udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak
ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar
dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati
(dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh
dengan abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis
filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari
proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat
alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap
Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap
siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara
/ gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon
sehingga partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah.
Ukuran
partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u – 40
u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan
c. Filter Basah
Nama
lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet
Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor
dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt,
sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu
kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun
ke bawah.
Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu
alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem
Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara
kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana
sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat
sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara
tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di
bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan
pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan
udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara
cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat
pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai
tegangan antara 25 – 100 kv. Alat
pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif,
sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang
cukup besar akan menimbulkan corona discharga di
daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara
kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion
negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi
ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan
udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus
keluar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencemaran di dalam udara berasal
dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut berdampak yang sangat
berbahaya bagi kesehatan.
Untuk dapat mengendalikan pencemaran tersebut dapat dilakukan
dengan pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan
mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah mempunyai
posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan planatologi, administrasi dan
hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan perawatan dan cara pengemudia yang baik dan benar dapat dilakukan melalui
pendekatan edukatif.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure,
atau komponen lainya ke dalam air sehingga kualitas air terganggu. Sumber polusi air antara lain
limbah industri, pertanian, dan rumah tangga. Polusi air juga
dapat menimbulkan bencana diantaranya banjir. Bahan
atau logam berbahaya seperti arsenat, benzon, timah dan lain-lain dapat merusak
organ tubuh manusia dan menyebabkan kanker. Akibat
yang ditimbulkan polusi air dalam zangua pasang adalah kanker dan kelahiran
bayi cacat. Melakukan intensifikasi pertanian. Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan saluran air dari
penyumbatan.
Pencemaran tanah adalah keadaan
dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam
menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti
kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah
industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ada
beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran
tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.
Polusi atau pencemaran Bunyi atau
suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Dimanapun kita
berada kita selalu mendengar kebisingan yang secara tidak sadar juga mengganggu
kinerja tubuh kita. Banyak gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran
suara diantaranya mulai dari konsentrasi yang kurang sampai meninggal akibat
kebisingan yang diterima dalam jangka waktu yang lama dan secara tidak langsung
mengajak otak untuk mengubah cara kerja organ tubuh.
Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara
yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan
suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir
penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara
oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati
ambang batas pendengaran manusia.
Limbah Cair dapat dikelolah dengan lima (5) cara yaitu,
1. Pengolahan Primer (Primary
Treatment)
2. Pengolahan Sekunder (Secondary
Treatment)
3. Pengolahan Tersier (Tertiary
Treatment)
4. Desinfeksi (Desinfection)
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Limbah
Padat dapat dikelolah dengan lima (5) cara yaitu
1. Penimbunan Terbuka
2. Sanitary Landfill
3. insinerasi
4. Pembuatan kompos padat dan cair
5. Daur Ulang
Limbah
Padat Gas dikelolah dengan Dua (2) cara yaitu
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari
Udara Pembuangan
SARAN
Bagi semua masyarakat pengelolahan
limbah dan pengaturan polusi sejak dini merupakan tindakan yang amat baik untuk
masa depan. Lingkungan sehat kita juga sehat lingkungan
tercemar kita juga yang menderita. Bersama-sama kita
wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.